Projecthopesumba

Kesehatan
Home » Kesehatan
kesehatan
1.a1

 

Dari Pendekatan Medis Menuju Rehabilitasi Berbasis Masyarakat

Program disabilitas dimulai tahun 2009, yang hingga saat ini melaksanakan kegiatan dalam bentuk pendataan, pelatihan, operasi dan fisiotherapi, bantuan alat, pendampingan dan penguatan komunitas untuk rehabilitasi berbasis masyarakat (community based rehabiltation).

Pendataan pertama kali dilakukan pada tahun 2008 di 4 desa di Kecamatan Wewewa Barat (Desa Waimangura, Marokota, Kabali Dana dan Menne Ate),  yang dibantu mahasiswa dari Belgia. Pada akhir 2014-awal 2016 dilakukan pendataan untuk seluruh Sumba bekerjasama dengan Yayasan Bahtera, Yayasan Satu Visi dan Yayasan Wali Ati, Pemda Sumba Barat.

Pelatihan fisioterapi dilakukan beberapa kali oleh Val Esteves (volunteer dari VSO tahun 2008 dan 2009) dan oleh Yayasan Bakti Luhur Malang selama 2 bulan (2010). Lainnya, pelatihan dasar-dasar pengembangan masyarakat oleh Yayasan Indonesia Sejahtera (2009) dan pelatihan perakitan kursi roda oleh Yayasan Wheel Chairs for Kids (2006 dan 2007).

Lebih Lanjut
Menuju Kampung Bebas Gizi Buruk dan Stunting

 

Pada bulan Juli 2017, Asher Taccori, volunteer dari Australian Volunteer for International Development (AVID) bergabung dengan YHS untuk mendukung program nutrisi. Asher bersama Tim YHS melakukan riset untuk menentukan desa dan desain intervensi, yakni mengumpulkan data primer dan kuantitif (sekunder) dari Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Posyandu.

Pengumpulan data di Posyandu (Wanno Dana dan Puu Winno) di Desa Legalete dilakukan dengan cara mengukur berat tingi dan lingkar lengan anak balita an ibu hamil. Hasilnya adah 61,5% dari 39 anak mengalami stunting (tubuh pendek), serta 2 dari 6 ibu hamil mengalami kekurangan nutrisi. Untuk memperkuat hasi riset, Tim melakukan pengumpulan data kualitatif di 14 rumah tangga.


 

Lebih Lanjut
1b.1
KOMUNITAS KAMI

Komunitas kami tersebar hampir di seluruh wilayah kabupaten Sumba Barat Daya dan sebagian kecil di wilayah lain.  Sebagian besar pekerjaan komunitas dampingan adalah petani subsisten dengan tingkat pendidikan rendah, kesehatan buruk dan masih menggunakan sistem ekonomi tradisional non tunai.

 

Saat ini dan ke depan, kami akan fokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas (kaum difabel) dan kelompok rentan  lainnya (vulnerable group) yang mencakup orang miskin, perempuan, petani dan peternak, pengrajin, korban kekerasan dan pengucilan sosial, orang tua tunggal (single parent), dan anak-anak. Meski kelompok target bersifat kategorial dan spesifik, namun kami menggunakan pendekatan inklusi dan holistik dalam melakukan intervensi.

 

Awalnya program dilakukan tersebar dan kebanyakan dukungan bersifat fisik dan material, sehingga menjangkau belasan ribu warga. Saat ini pemerintah dan banyak pihak telah banyak berperan, sehingga YHS mengalihkan fokus pada pendampingan yang intensif dan berkelanjutan pada komunitas/desa tertentu sebagai model atau pilot project.