Armin Ate (17 tahun), anak sulung dari 5 bersaudara adalah penyandang disabilitas (tidak berkaki dan telapak tangan) dari Desa Weerame, Sumba Barat Daya. Keterbatasannya hanya membatasi ruang geraknya, tapi tidak mematahkan semangat belajar dan mimpinya.

Tahun 2010, Armin mendapat kursi roda dari YHS. Harapannya, dengan adanya kursi roda, Armin dapat bersekolah. Sayangnya sekolah menolaknya, dengan alasan tidak punya guru yang mendampingi Armin secara khusus. Sekolah tidak mau menanggung resiko jika terjadi sesuatu.

Meski tidak bisa sekolah, semangat belajar Armin tetap menyala-nyala. Dengan bantuan keluarga dan Yayasan Harapan Sumba, Armin belajar membaca, menulis dan berhitung bahkan bahasa Inggris di rumahnya.

            Armin yang Bermulti Talenta

Rupanya Armin juga punya bakat membuat handikraft. Suatu ketika dia melihat temannya membuat tas dari plastik bekas. Kembali ke rumahnya, Armin membuat tas plastik dari bahan bekas (gelas jelly dan bungkus minuman instan) yang dikumpulkan keluarganya.

Tidak mudah membuatnya, namun karena kemauannya kuat, Armin berhasil menghasilkan karya tangan yang indah. Hasilnya karyanya terjual. Hebatnya, Armin mampu mengorganisir teman-temannya mengumpulkan bahan. Awalnya dia dapatkan gratis, namun kemudian Armin membelinya.

Bakat sebagai pelatih terlihat juga pada Armin. Dia pernah melatih beberapa temannya membuat tas. Hebatnya,  Armin pernah melatih anak-anak SD Padedeweri, bahkan mahasiswa STKIP Weetebula membuat tas, keranjang belanja dan gelang tangan.

Armin ingin sekali belajar bahasa Inggris, menyanyi, alat musik dan komputer. Merespons kebutuhannya, dengan dukungan Solidari’Terre dari Perancis, dibangunlah rumah belajar, dimana orang tua Armin merelakan sepetak lahan yang diserahkan secara resmi kepada Pemerintah Desa Weerame.  

             Rumah Belajar yang Ramah Difabel

Bangunan, toilet dan kamar mandi didesain ramah/aksesibel terhadap penyandang disabilitas sesuai standar pemerintah. Namun bangunan ini belum selesai karena dananya tidak mencukupi.

Bagian yang belum dikerjakan adalah tembok dan atap toilet dan kamar mandi, dinding dan pintu-jendela ruang kantor dan perpustakaan, instalasi air dan listrik, ram dan jalan dari rumah belajar ke jalan umum.

Dana yang dibutuhkan untuk penyelesaian rumah belajar ini sekitar 15 juta rupiah. Armin juga membutuhkan komputer desktop sekitar 7 juta rupiah. Sehingga total kebutuhan sebesar 22 juta rupiah.

Atas nama Armin dan kawan-kawannya, dengan ini kami mohon dukungan donasi dari Bapak/Ibu yang budiman. Seluruh donasi dan pemanfaatannya akan disampaikan kepada Armin dan dipublikasikan melalui YHS (www.projecthopesumba.or.id) sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas kami.  

Donasi Anda dapat dikirimkan via rekening Yayasan Harapan Sumba, BRI Unit Waitabula nomor rekening: 3579.01.017866.53.0 atau diantarkan langsung ke kantor Yayasan Harapan Sumba, Jl. Wanno Loura, RT11/RW 6, Desa Weelonda, Kecamatan Kota Tambolaka.

Jika Anda ingin mendapatkan informasi lebih lanjut, silahkan mengontak Neo (WA: 081338761379) atau Lince (WA: 081238355557).

Ayo, kita dukung wujudkan mimpi Armin dan kawan-kawanya, khususnya penyandang disabilitas di Desa Weerame dan sekitarnya. Terima kasih atas kemurahan hati para dermawan.